Sejarah MA Hasan Jufri
Sejarah MA Hasan Jufri
Madrasah Aliyah Hasan Jufri berdiri 4 (empat) tahun
setelah berdirinya MTs Hasan Jufri, tepatnya pada tahun 1986. Jadi ada jeda satu tahun antara kelulusan
pertama MTs dan berdirinya MA Hasan Jufri. Berdirinya MA Hasan Jufri
dimaksudkan untuk menampung lulusan MTs Hasan Jufri. Setelah melalui musyawarah
maka diputuskan untuk mendirikannya.
Dalam pendirian lembaga baru, KH. Bajuri Yusuf sering meminta
pertimbangan kepada bapak Baharudin Hamim, SH. MM dan istrinya (almarhumah
Ukhti Aisyah). Sejak pendirian MTs Hasan Jufri sampai pendirian STAIHA. Bahkan
beliau yang ditunjuk sebagai ketua STAIHA pertama. Beliau adalah pegiat
pendidikan dan sosial di Bawean, sama seperti ayahnya, KH. R. Hamim.
Tahap selanjutnya pihak Yayasan Pondok Pesantren Hasan
Jufri menyediakan sarana dan prasarana. Maka dibuatlah gedung Madrasah Aliyah.
Secara bertahap gedung MA Hasan Jufri semakin lengkap. Proses pendirian
gedungnya juga melalui gotong royong antara santri, masyarakat dan dermawan.
Diantara dermawan yang sering membantu adalah H. Humaidi Bululanjang.
Kepala sekolah pertama adalah KH. Ghufron Yusuf. Beliau
baru datang dari studinya di Arab Saudi. Wakil kepala sekolah bidang
kurikulumnya adalah R. Abdul Aziz, MM. Sedangkan wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan adalah bapak Saerozi, MM. Setelah menjabat selama 3 (tiga) tahun, KH.
Ghufron Yusuf menetap di Australia. Kepala MA Hasan Jufri dipegang oleh KH.
Bajuri Yusuf. Selama 12 (dua belas) tahun KH. Bajuri Yusuf memimpin MA Hasan
Jufri. Beliau baru digantikan oleh bapak Kholisun, M.Pd pasca datang dari
ibadah haji (2001).
Jurusan pertama adalah IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial).
Sedangkan jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) baru diadakan pada tahun 2000
(jeda 14 tahun). Jurusan MAK berdiri pada tahun 2008 (jeda 22 tahun) sedangkan
jurusan ICP berdiri pada tahun 2015 (jeda 29 tahun).
SPP pertama Rp. 1.500,- (seribu lima ratus rupiah).
Seterusnya mengalami kenaikan sesuai kebutuhan. Biaya Ujian Nasional Rp.
50.000,- (lima puluh ribu). MA Hasan Jufri tercatat sebagai MA pertama di
Bawean yang menyelenggarakan Ujian Nasional (UN). Sebelumnya, UN selalu
dilaksanakan di MAN Bungah Gresik. Berkat kerja keras semua pihak maka UN
terlaksana di Bawean. Lulusan pertama MA Hasan Jufri antara lain: KH.R. Buang
(Legundi), Mahalli (Diponggo) dan H. Abdurahman (Rujing).
Pengawas tetap dari MAN Gresik adalah KH. Ali Dhofir, BA.
Beliau adalah sahabat karib KH. Bajuri Yusuf. KH. Ali Dhofir sering membantu
pemikiran dan informasi kepada Pondok Pesantren Hasan Jufri. Persahabatan ini
terus berlanjut ketika KH. Bajuri Yusuf dan KH. Ali Dhofir membesarkan PCNU
Bawean bersama bapak Baharudin Hamim, SH.MM, KH. Zakariya dan bapak Zulfa
Usman, S.Pd, MM.
Sejak dulu MA Hasan Jufri selalu menjadi pelopor
perubahan. Berdirinya jurusan IPA (2000) dan MAK (2008) adalah contohnya. Saat
itu, belum ada madrasah aliyah yang berani membuka jurusan IPA. Yang ada
hanyalah jurusan IPS. Bahkan untuk jurusan MAK, sampai saat ini hanya MA Hasan
Jufri yang memilikinya. Contoh kepeloporan yang lain adalah sekolah adiwiyata
(berbasis lingkungan) dan penyelenggaraan UN berbasis komputer (UNBK) tahun
2016.
Kepeloporan ini yang harus diteladani oleh generasi selanjutnya. Saat ini, MA Hasan Jufri menjadi madrasah aliyah terbesar di Bawean baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya. MA Hasan Jufri sampai tahun ini selalu dipercaya menjadi ketua kelompok madrasah aliyah (KKMA 03 Sangkapura) dan ketua sub rayon 58. Dengan akreditasi A (unggul) MA Hasan Jufri menjadi contoh bagi madrasah aliyah di Pulau Bawean.
Tidak ada komentar untuk "Sejarah MA Hasan Jufri"
Posting Komentar